Hidup itu seperti puzzle, butuh kepingan yang tepat untuk menjadi sebuah gambar yang indah

Friday, April 8, 2011

Kesan

      Persepsi manusia terhadap manusia lain itu tergantung kesan pertama yang diberikan seseorang kepada  orang lain tersebut. Begitu juga denganku. Pertama kali kulihat dirimu, aku tidak merasa ada sesuatu yang berbeda pada dirimu. Malah yang kupikirkan adalah amarah dan murka karena aku memang bukan orang yang penyabar. Coba bayangkan, di saat kamu sedang ditimpa suatu masalah tiba-tiba masalah lain datang kepadamu. Hanya kesabaran yang mungkin dapat mereda gejolak jiwamu. Namun, bukan untukku yang notabene disebut “Hot Headed”. Ya begitulah. Memang dulu tapi cukup untuk membuat masa lalu yang kelam. Orang yang mudah panas, selalu berapi-api, dan tidak tahu bagaimana mengungkapkan suatu kemarahan dengan hal yang benar. Tiap hari hanya berkelahi, pulang dengan muka lebam, dan kadang berdarah. Sampai suatu ketika aku harus berlatih untuk membalas perbuatan yang menurutku tidak adil. Ya, pendendam yang selalu mencari musuh.  Itulah aku yang sekarang ini hanya bisa mentertawakan masa yang kelabu. 
     Hanya waktu yang bisa menguak seluruh cerita. Seperti saat itu,

Friday, February 18, 2011

Serpihan Awal

     "Muhammad Abdul Rozaq, kelas satu A", teriak seorang guru ketika upacara penyambutan siswa baru SMP Negeri 1 Babat. Langsung aku maju ke depan dan menuju kelas yang dituju.Ya, hari itu adalah hari pertamaku masuk SMP. Hari ketika anak bau kencur bertemu dengan orang baru yang akan membantunya dalam tiga tahun ke depan. Tidak berniat sombong, tapi alhamdulillah ketika ujian masuk SMP dulu aku meraih peringkat pertama. Peraih peringkat pertama memang harus masuk kelas satu A. Begitulah yang dikatakan oleh guruku tersebut, namun sampai saat ini aku masih belum tahu siapa guru tersebut.
     Perjuangan mendapat kelas A memang tidak semudah membalik tangan. Sejak SD memang aku dididik untuk hal ini. Mungkin karena orang tuaku terlalu dekat dengan guruku, lebih tepatnya teman dekat.
     Tidak banyak yang aku ingat ketika masih SD. Waktu itu

Thursday, February 17, 2011

Syair Abu Nawas

     Alhamdulillah salah satu pencarian yang telah lama selesai. Dulu pernah saya diperkenalkan salah satu syair oleh teman Bapak ketika masih SMP, sampai sekarang pun masih terngiang dan alhamdulillah bisa membaca kembali. Syair indah dengan diksi yang mempesona, memukau, dan diciptakan oleh orang yang sangat kreatif. Merupakan sebuah pengakuan yang memukau dari seorang Abu Nawas di saat galau. Okay, let's check it out.


Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa 'ala naaril jahiimi

Ikhlas dan Tidak

     Kutipan dari buku yang mungkin tidak terlalu terkenal, namun mampu mengubah pandangan hidup seorang anak SMP menjadi lebih baik. Buku ini berjudul "Langit-langit Desa" karangan Muhammad Zuhri, seorang zuhud dari Sekarjalak. Mungkin belum ada yang tahu apa itu zuhud, zuhud itu semacam kiai atau ustad. Tetapi, ada yang perlu digaris bawahi dari beliau. Beliau merupakan salah satu inspirator dari Muhammad Noor. Saya hanya akan menulis salah satu kisah di dalam buku tersebut. So, check it out.

     Ada seorang ustad yang mempunyai seorang putra. Suatu hari, ustad tersebut mendapat berita bahwa putranya meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Ustad tersebut terkejut dengan berita tersebut. Kemudian beliau menanyakan bagaimana dengan pelakunya. Lalu terdengar kabar bahwa si pelaku

Tuesday, February 15, 2011

Preamble

Salam kenal, sebenarnya ini sekedar keisengan belaka membuat tulisan yang nanti bakal ga jelas.
Jadi harap maklum dengan keterbatasan ini.

Sekedar info:
     Saya Muhammad Abdul Rozaq biasa dipanggil Rozaq, Rojak, Rojek, Shiro, Roz. Panggilan ini memang banyak, maklum sering bikin ulah jadi disayang sama banyak orang, haha *belum-belum udah narsis, payah. Alamat asal dari Babat Kabupaten Lamongan, tetapi sekarang di Jember. Memang sih ga seberapa jauh, cuma 6 sampai 8 jam perjalanan. Tapi, beda halnya kalau anak tunggal, semakin jauh kamu berjalan semakin khawatir keluargamu dengan kepulanganmu *agak alay, tapi bener kok. Di Jember saya belajar di