Hidup itu seperti puzzle, butuh kepingan yang tepat untuk menjadi sebuah gambar yang indah

Thursday, February 17, 2011

Ikhlas dan Tidak

     Kutipan dari buku yang mungkin tidak terlalu terkenal, namun mampu mengubah pandangan hidup seorang anak SMP menjadi lebih baik. Buku ini berjudul "Langit-langit Desa" karangan Muhammad Zuhri, seorang zuhud dari Sekarjalak. Mungkin belum ada yang tahu apa itu zuhud, zuhud itu semacam kiai atau ustad. Tetapi, ada yang perlu digaris bawahi dari beliau. Beliau merupakan salah satu inspirator dari Muhammad Noor. Saya hanya akan menulis salah satu kisah di dalam buku tersebut. So, check it out.

     Ada seorang ustad yang mempunyai seorang putra. Suatu hari, ustad tersebut mendapat berita bahwa putranya meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Ustad tersebut terkejut dengan berita tersebut. Kemudian beliau menanyakan bagaimana dengan pelakunya. Lalu terdengar kabar bahwa si pelaku
tertangkap oleh polisi. Selang beberapa waktu, si pelaku menemui ustad tersebut dan meminta maaf tentang kejadian tersebut. Setelah pelaku keluar dari rumah ustad, seseorang bertanya kepada ustad. 
     "Ustad, siapa orang yang keluar tadi?", tanya fulan
     "Orang yang keluar tadi adalah
pelaku yang menabrak putra saya.", jawab ustad
     "Hah? Berani betul dia datang ke sini. Apa yang dikatakan orang kurang ajar itu ustad?", tanya fulan
     "Dia meminta maaf atas kejadian kecelakaan waktu itu.", jawab ustad
     "Terus bagaimana ustad menanggapinya?", tanya fulan lagi
     "Ikhlas dan tidak", jawab ustad semakin singkat
     "Lho, maksud ustad?", tanya fulan semakin bingung
     "Sebenarnya hati saya sudah ikhlas dengan kejadian waktu itu, tetapi pikiran saya masih tidak rela dengan permintaan maaf seperti itu.", jawab ustad mengakhiri pembicaraan.

     Dari kisah ini apa yang kita dapat?
     Dari kisah ini kita mendapatkan bahwa hati dengan pikiran memiliki haluan yang sangat berbeda. Apabila kita terlalu menggunakan hati kita tidak akan berkembang. Begitu juga apabila kita terlalu menggunakan pikiran, kita tidak akan mampu memahami yang ada di sekitar kita. Jadi, orang yang hebat adalah orang yang mampu menyelaraskan hati dan pikirannya walaupun hal itu sangat menyiksa.

Muhammad Abdul Rozaq
Menunggu waktu mandi yang tepat. ^^

No comments:

Post a Comment