Hidup itu seperti puzzle, butuh kepingan yang tepat untuk menjadi sebuah gambar yang indah

Thursday, February 17, 2011

Syair Abu Nawas

     Alhamdulillah salah satu pencarian yang telah lama selesai. Dulu pernah saya diperkenalkan salah satu syair oleh teman Bapak ketika masih SMP, sampai sekarang pun masih terngiang dan alhamdulillah bisa membaca kembali. Syair indah dengan diksi yang mempesona, memukau, dan diciptakan oleh orang yang sangat kreatif. Merupakan sebuah pengakuan yang memukau dari seorang Abu Nawas di saat galau. Okay, let's check it out.


Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa 'ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi,
Fainaka ghafirudz- dzanbil azhimi...

Dzunubi mitslu a'daadir- rimali
Fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa'umri naqishu fi kulli yaumi,
Wa dzanbi zaaidun kaifa -htimali

Ilahi 'abdukal 'aashi ataak,
Muqirran bi dzunubi wa qad da'aaka
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
Wain tadrud faman narju siwaaka

artinya:
wahai Tuhanku... aku sebetulnya tak layak masuk surgaMu,
tapi... aku juga tak sanggup menahan amuk nerakaMu,
karena itu mohon terima taubatku ampunkan dosaku,
sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dosa-dosa besar

Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir
maka berlah ampunkan oh Tuhanku Yang Maha Agung
Setiap hari umurku terus berkurang
sedangkan dosaku terus menggunung,
bagaimana aku menanggungkannya?

wahai Tuhan, hamba-Mu yang pendosa ini datang bersimpuh ke hadapan-Mu
mengakui segala dosaku mengadu dan memohon kepada-Mu
kalau Engkau ampuni itu karena Engkau sajalah yang bisa mengampuni
tapi kalau Engkau tolak, kepada siapa lagi kami mohon ampun selain kepada-Mu?

Muhammad Abdul Rozaq
Mozaik #001

No comments:

Post a Comment