Hanya waktu yang bisa menguak seluruh cerita. Seperti saat itu, aku tidak terlalu kagum kepadamu. Yang kutahu hanya seseorang yang datang di pagi buta. Sungguh bukan kesan yang menarik bagimu dan bagiku. Saling menunggu tanpa ada kabar yang datang. Sampai dengan modal yang nekat dan tanpa takut dianggap maling ku terobos saja pintu besi yang sedang terkunci.
Kalau kesan pertama hanya terbatas pada saat kita bertemu pertama kali, hal tersebut biasa saja bukan suatu hal yang istimewa dan layak untuk dikenang. Namun, bagiku kesan pertama adalah kesan yang diberikan seseorang sehingga mampu mengubah cara berpikirku untuk mendekati atau menjauhi orang tersebut. Memang tidak aku awasi karena tidak berguna untuk menguntit seseorang karena hanya menimbulkan kecurigaan dan dugaan yang tiada habisnya.
Akhirnya aku temukan kelebihanmu yang membuatku untuk semakin kagum kepadamu. Memang mungkin suatu kebetulan, hanya saja kebetulan itu sangat membekas. Mengendap menimbulkan sedimen yang bercahaya, indah, dan membentuk pola yang unik. Aku melihat perjuangan, harapan, keberanian, ketegasan, dan pemikiran yang matang di tiap kata yang kau ucapkan. Bagiku itu sudah cukup untuk membuatmu menjadi layak untuk dikagumi bahkan lebih dari itu.
“Cinta memang berawal dari nafsu. Namun, alangkah lebih mulia kalau nafsu itu untuk mensucikan diri.”
Muhammad Abdul Rozaq
Mozaik #003
Sambil kesakitan setelah terjun bebas dari lantai dua dan selamat
No comments:
Post a Comment