Hidup itu seperti puzzle, butuh kepingan yang tepat untuk menjadi sebuah gambar yang indah

Saturday, January 14, 2012

Masa Lalu part I

Bunyi jarum jam semakin terdengar keras malam ini, dan entah kenapa aku juga merasa tetesan air terdengar lebih keras. Ini hari pertamaku setelah pengumuman blok lima belas dan aku juga belum pulang. Aku tidak punya angan-angan untuk menghabiskan liburanku di rumah, namun aku juga tidak punya alasan untuk tetap tinggal di tempat ini.
Pagi ini aku diajak teman-teman untuk survey lokasi bakti sosial angkatanku. Kedua kali aku ke sana dan aku merasa sudah cukup dan mungkin tidak perlu lagi ke sana. Sore harinya aku menjenguk temanku yang sedang rawat inap di rumah sakit di daerah ini, aku berharap dia cepat sembuh. Malam ini, lebih tepat disebut dini hari ini aku teringat masa ketika aku masih nakal dan suka mencari gara-gara.
Pertengahan tahun 1996,
waktu aku pertama kali menginjak bangku SD. Hari pertama yang aku ingat ialah tempat duduk di deret kedua kelas satu. Banyak wajah yang sebelumnya belum pernah aku temui. Sekilas terlihat teman TK-ku yang sudah aku kenal sebelumnya, namun aku tidak terlalu bicara banyak dengan mereka.
Aku tidak terlalu mengingat dengan jelas apa saja yang terjadi waktu itu. Ini menunjukkan sekeras apapun manusia mengingat kejadian masa lalunya mungkin hanya sebagian saja yang dapat mereka ingat dan mungkin mereka tidak mengingat satu hal pun. Aku bukan tipe orang yang menulis tanpa sebab. Tulisanku ini adalah cerminan sebanyak apa waktu luangku yang belum aku gunakan.
Beberapa hari setelah hari pertama masuk, seperti kelakuan anak SD kelas satu yang isinya cuma bermain, bermain, dan bermain hanya itu yang aku ingat. Terkadang satu kelas bermain bersama kadang juga bertengkar hebat. Permainan pertama yang aku tahu di kelasku adalah “obak dolip”.
Lucu dan aneh namanya, aturannya ada satu yang pengejar dan yang lainnya berusaha menghindar dari pengejar tersebut jika di dekat pengejar tersebut harus bilang “dolip” agar tidak jadi pengejar yang baru, dan tidak boleh bergerak serta bersuara. Jika mau bergerak harus ada teman lain yang menyentuh dan jika semua dalam kondisi diam maka pengejar menghitung sampai tiga dan permainan dimulai lagi.
Hari yang lain harus terlibat dalam perkelahian. Suatu ketika teman di kelas ada yang bertengkar. Aku hanya duduk dan melihat saja. Entah kenapa mereka mulai bergerak ke tempat dudukku. Saat itu aku terkenal dengan watak yang keras dan mudah panas, atau kata lain “senggol bacok”. Aku mudah marah kepada siapapun walaupun mungkin aku hanya disenggol sedikit saja. Kembali ke topik “freshmen war”, aku merasatidak terima karena tempat dudukku jadi berantakan akibat perkelahian itu maka aku masuk ke area dan memukul keduanya. Alhasil, jadi pertarungan tiga kubu. Hasil akhirnya aku mendapat luka cakar di leher dan wajah, dan kedua temanku mendapat pukulan di wajah. Kami akhirnya dibawa ke kantor kepala sekolah. Sejarah yang baru, anak kelas satu SD dibawa ke kantor kepala sekolah.
Semakin aku tulis tentang masa laluku aku merasa bahwa itu adalah masa paling menyenangkan yang pernah aku rasakan. Sulit sekali aku menggambarkan betapa menyenangkannya waktu itu. Aku hanya bisa tersenyum melihat jari-jariku menari di atas keyboard.

“Kenangan bukan untuk dilupakan, tetapi menjadi sebuah pelangi yang membuatmu terbebas dari pahitnya kehidupan yang kamu rasakan”
Muhammad Abdul Rozaq - Kumpulan Mozaik

No comments:

Post a Comment